Mengenal User Journey: Cara Efektif Memperbaiki Kualitas Produk dan Layanan

User journey menjadi unsur penting dalam hal yang menyangkut produk. Banyak yang mengatakan bahwa jika perjalanan sebuah produk tidak memiliki akhir. Dalam artian selama produk tersebut masih digunakan, maka akan selalu ada celah untuk dilakukan perbaikan. Evaluasi dan perbaikan dari kekurangan produk tersebut dapat diketahui dari user journey.

Dalam mengembangkan dan memahami produk yang kamu miliki, tentu kamu perlu mengetahui dari sudut pandang pengguna atau user. User journey akan sangat membantu dalam memahami kebutuhan pengguna, sehingga kamu dapat menciptakan produk yang sesuai atau memperbaiki produk yang telah ada. 

Sebelum membahas user journey, sudahkah kamu mengetahui apa user journey itu sendiri? dan apa fungsi dari user journey? Kali ini, Mba Lumina akan menjelaskan terkait user journey. Yuk langsung saja penjelasannya simak dibawah ini!

Baca juga: Offering Letter Adalah: Pengertian dan Tips Sebelum Membalasnya

User Journey

User Journey (Source: Freepik)

User journey adalah kumpulan langkah langkah atau tahapan yang dilakukan untuk menggambarkan berbagai skenario terkait penggunaan produk oleh pengguna atau user. User journey sendiri dapat menggambarkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk dan bagaimana pengguna bisa berinteraksi dengan produk.

Contoh lain, kamu ingin membuat layanan ojek online lewat aplikasi seluler. Maka kamu harus memetakan berbagai macam kondisi pengguna, dari mulai keadaan mental, situasi sekitarnya, hingga akhirnya pengguna memutuskan menggunakan layananmu.

Dengan kata lain, user journey adalah visualisasi hubungan antara pengguna dengan produk atau layanan dari waktu ke waktu dengan berbagai kemungkinan. Umumnya, user journey direpresentasikan sebagai timeline dari semua touchpoint antara pengguna dan produk. Timeline tersebut berisi informasi tentang semua channel yang digunakan pengguna untuk berinteraksi dengan produkmu.

Baca juga: Desainer Wajib Tahu! Tips dan Langkah Membuat Portofolio Desain

Manfaat User Journey

User Journey (Source: Freepik)

Dalam melakukan riset produk atau layanan, user journey merupakan hal penting untuk diperhatikan. Kamu perlu mengetahui dan memahami kondisi pengguna atau user dari produk atau layananmu untuk dapat memperbaiki kekurangan dan menambah kualitas dari produk dan layanan yang kamu miliki.

Dengan menggunakan user journey, kamu bisa mendapatkan manfaat sebagai berikut:

  • Mengidentifikasi customer pain points dan communication gap. Misalnya, kamu menemukan bahwa terlalu banyak step pada proses pembelian produk atau layananmu. Maka dengan menguranginya, mungkin akan meningkatkan pembelian.
  • Mengurangi cost pada costumer service dengan menyediakan berbagai informasi yang mungkin akan diperlukan oleh pengguna.
  • Meningkatkan engagement. Ketika kamu mengetahui apa yang dirasakan dan dibutuhkan pengguna, kamu bisa hadir sebagai jawabannya. Sehingga meningkatkan engagement terhadap produkmu.

Adapun manfaat lain dari user journey adalah dapat memberikan gambaran bagaimana user berinteraksi dengan produk dan memberi gambaran atau perspektif produk dari sudut pandang pengguna. 

Baca juga: Manajemen Proyek: Definisi, Tujuan, dan Tahapan

Cara Membuat User Journey

User Journey (Source: Freepik)

Dalam membuat user journey terdapat beberapa langkah. Tahapan membuat user journey tersebut antara lain adalah.

1. Memilih Cakupan

Cakupan user journey dapat bervariasi, dari mulai cakupan interaksi yang luas hingga berfokus pada satu interaksi tertentu, seperti untuk melakukan pembelian atau pembayaran. Dengan menentukan cakupan pada user journey, kamu mengetahui tujuan akhir perjalanan pengguna untuk apa.

2. Buat User Persona

Kamu perlu membuat user buatan yang nantinya akan diasumsikan melakukan skenario user journey, atau dikenal juga sebagai user persona. User persona tersebut adalah karakter yang dibuat berdasarkan informasi yang dimiliki terkait target audiens. 

Untuk mendapatkan karakter user persona yang tepat dengan target audiensmu, kamu bisa melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Melakukan interview dengan pengguna asli produkmu.
  • Melakukan penelitian secara kontekstual.
  • Menganalisis hasil dari survei pengguna.

3. Buat Skenario User

Selanjutnya kamu dapat melakukan pembuatan skenario yang mendeskripsikan sutasi user persona. Selain itu, tentukan juga ekspektasi dari user persona tentang interaksinya dengan aplikasi.

4. Buat List Touchpoint

Touchpoint disini memiliki arti sebagai kondisi yang memungkinkan interaksi antara pengguna dengan produk atau layanan. Hal ini sangat penting diidentifikasi semua touchpoint dan semua channel yang terkait dengan touchpoint.

5. Mempertimbangan Motivasi User

Motivasi user dapat berupa alasan yang mendorong user atau pengguna untuk berinteraksi dengan produk yang kamu miliki hingga masalah yang ada ketika menggunakan produk yang kamu miliki. 

Untuk tiap user journey, penting untuk memahami:

  • Motivation, yaitu alasan kenapa mereka melakukan interaksi dengan produkmu.
  • Channel, yaitu tempat di mana interaksi itu terjadi.
  • Action, yaitu aksi atau langkah yang dilakukan oleh pengguna.
  • Pain point, yaitu apa tantangan atau hambatan yang dihadapi pengguna.

6. Menggambar User Journey

Setelah informasi yang dibutuhkan sudah terkumpul, langkah selanjutnya gambarkan journey dalam format interaksi step by step-nya. Tiap step mendemonstrasikan pengalaman pengguna dengan produk atau layanan.

7. Validasi

Validasi penting dilakukan agar user journey menghasilkan narasi yang jujur. Kamu bisa melakukan testing dengan user journey yang sudah dimiliki, lalu hasilnya bisa kamu gunakan untuk menyempurnakan user journey sebelumnya, sehingga hasilnya makin optimal.

Baca juga: Pengertian Freelance Beserta 5 Keuntungan dan Kerugiannya

“Lumina menyediakan puluhan ribu informasi lowongan pekerjaan lengkap di seluruh Indonesia yang selalu update. Yuk, install aplikasinya dan daftar Lumina sekarang juga!”

Leave a Comment