Mengenal Konsep Diversifikasi Dalam Dunia Bisnis

Diversifikasi merupakan salah satu strategi bisnis yang paling populer dan sering digunakan oleh perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. 

Strategi ini dilakukan dengan memperluas cakupan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, sehingga meminimalkan risiko kegagalan bisnis dengan memiliki beberapa produk atau layanan yang berbeda dalam portofolio perusahaan. 

Diversifikasi dapat dilakukan dengan memperluas lini produk atau layanan yang sudah ada, atau dengan mengembangkan produk atau layanan yang sepenuhnya baru. Namun, diversifikasi bukan tanpa risiko, karena memerlukan investasi besar dan dapat mengalihkan fokus perusahaan dari produk atau layanan yang sudah sukses. 

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih detail mengenai strategi diversifikasi dan bagaimana perusahaan dapat mengimplementasikannya dengan efektif.

Baca juga: Remote Work: Kelebihan dan Kekurangan

Definisi Diversifikasi

Diversifikasi (Source: Freepik)

Diversifikasi dalam konteks bisnis adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperluas cakupan produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengurangi risiko kegagalan bisnis dengan memiliki beberapa produk atau layanan yang berbeda dalam portofolio perusahaan. 

Strategi diversifikasi dapat dilakukan dengan memperluas lini produk atau layanan yang sudah ada, atau dengan mengembangkan produk atau layanan yang sepenuhnya baru. Diversifikasi juga dapat dilakukan dalam berbagai bidang atau industri yang berbeda untuk mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu industri atau pasar tertentu. 

Namun, diversifikasi bukan tanpa risiko, karena memerlukan investasi besar dan dapat mengalihkan fokus perusahaan dari produk atau layanan yang sudah sukses.

Baca juga: Pentingnya Employer Branding dan Strategi Melakukannya

Strategi Melakukan Diversifikasi

Diversifikasi (Source: Freepik)

Strategi diversifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Diversifikasi terkait

melakukan diversifikasi dalam bisnis yang masih terkait dengan produk atau layanan yang sudah ada. Contohnya, sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan elektronik dapat memperluas lini produknya dengan memproduksi aksesoris elektronik seperti earphone atau power bank.

2. Diversifikasi tidak terkait

melakukan diversifikasi pada bisnis yang tidak terkait dengan produk atau layanan yang sudah ada. Contohnya, sebuah perusahaan makanan dapat memperluas portofolionya dengan membeli bisnis jasa kecantikan.

3. Diversifikasi horizontal

melakukan diversifikasi pada bisnis yang sejenis dengan produk atau layanan yang sudah ada. Contohnya, sebuah perusahaan otomotif dapat memperluas lini produknya dengan memproduksi jenis mobil yang berbeda.

4. Diversifikasi vertikal

melakukan diversifikasi pada bisnis yang terkait dengan rantai pasok produk atau layanan yang sudah ada. Contohnya, sebuah perusahaan pakaian dapat memperluas bisnisnya dengan membeli bisnis yang memproduksi kain atau bahan baku pakaian.

Baca juga: Pahami Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Kinerja Karyawan

Namun, perlu diingat bahwa melakukan diversifikasi bukanlah strategi yang tanpa risiko. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti investasi yang diperlukan, keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis baru, serta kemungkinan kegagalan dalam mengembangkan bisnis baru tersebut. 

Oleh karena itu, sebelum melakukan diversifikasi, perusahaan harus melakukan analisis yang cermat dan menyusun rencana bisnis yang matang.

Leave a Comment